Dari Kitab ke Kode: Gibran Dorong Santri Kuasai Teknologi Masa Depan

Berita38 Dilihat

“Pesantren adalah benteng moral bangsa. Jika benteng ini bersatu dengan kekuatan teknologi, Indonesia akan melompat jauh ke depan. Itulah yang sedang dibayangkan Gibran,” tutur Romadhon Jasn.

Ketenangan Gibran dalam menyampaikan gagasan juga menjadi pesan penting bagi publik. Di tengah hiruk-pikuk isu politik dan perdebatan yang sering tak produktif, Gibran tampil dengan cara berbeda fokus pada pendidikan, masa depan, dan nilai-nilai keberlanjutan. Ia berbicara tanpa amarah, tetapi penuh arah. Publik pun menilai, ketenangan semacam ini justru bentuk kekuatan yang langka di tengah bisingnya panggung politik.

Lebih dari itu, gagasan Gibran menjadi pengingat bahwa perubahan besar tak selalu datang dari pusat kekuasaan, melainkan dari ruang-ruang kecil yang mau belajar dan berinovasi. Pesantren, dengan basis moralnya yang kuat, bisa menjadi motor perubahan jika didukung oleh teknologi dan kolaborasi lintas sektor. Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat akan mempercepat lompatan kemajuan bangsa.

“Gibran mengingatkan kita bahwa masa depan Indonesia tidak dibangun dari retorika, tapi dari kesiapan manusia. Dari tangan-tangan santri yang memahami kitab sekaligus kode,” pungkas Romadhon Jasn.