Reaksi Keras Dunia Atas Pertemuan Trump–Putin di Alaska

Internasional1601 Dilihat

WASHINGTON, NUSANTARAVOICE.COM — Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Pangkalan Militer Elmendorf-Richardson, Alaska, menuai reaksi keras dari berbagai pihak, baik di Eropa maupun Amerika.

Menteri Pertahanan Ceko, Jana Černochová, menegaskan bahwa hasil pertemuan itu membuktikan Putin tidak berniat mencari perdamaian. “Pertemuan ini menunjukkan Putin ingin melemahkan persatuan Barat dan menyebarkan propagandanya. Karena itu, dukungan untuk Ukraina harus diteruskan,” ujarnya di platform X.

Sementara itu, Gedung Putih menyebut Trump telah melakukan percakapan panjang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat perjalanan pulang ke Washington DC, serta melanjutkan komunikasi dengan para pemimpin NATO. Namun, rincian isi pembicaraan belum diumumkan.

Dari pihak oposisi AS, kritik tajam dilontarkan. Pemimpin Demokrat di Senat, Chuck Schumer, menuding Trump “menggelar karpet merah bagi seorang diktator otoriter”. Ia menilai pertemuan tersebut hanya “teater politik” yang justru memberi Putin legitimasi global tanpa akuntabilitas. Pernyataan senada disampaikan Ketua Komite Nasional Demokrat, Ken Martin, yang menyebut Trump “terobsesi dengan Putin” dan mempermalukan AS di mata dunia.

Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, lebih berhati-hati menanggapi. Ia menilai masih terlalu dini untuk menilai apakah ada kemajuan nyata. “Tekanan terhadap Rusia harus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan,” katanya.

Di Ukraina, reaksi lebih keras muncul. The Kyiv Independent dalam editorialnya menyebut pertemuan itu sebagai “sickening, shameful, and useless”. Media tersebut menilai Trump gagal mendapatkan apa pun, sementara Putin berhasil memulihkan citranya di panggung internasional. Editorial itu juga membandingkan penyambutan hangat Trump terhadap Putin dengan perlakuannya yang dingin kepada Zelenskyy beberapa bulan lalu.