Jakarta — Organisasi Visioner Indonesia memberikan apresiasi kepada PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) atas keputusan menunda produksi tambang anak usahanya, PT Gag Nikel, di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Langkah ini dinilai sebagai bentuk tanggung jawab korporasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di wilayah yang memiliki nilai ekologis dan wisata kelas dunia.
Keputusan ANTAM selaras dengan arahan pemerintah, menyusul penghentian sementara kegiatan operasional PT Gag Nikel oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia karena dugaan kerusakan ekosistem di kawasan Raja Ampat.
Direktur Utama ANTAM, Achmad Ardianto, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengambil langkah gegabah dan akan menunggu arahan pemerintah. “Kita menunggu apa yang pemerintah arahkan, kita juga nggak mau gegabah. Bagi kita, tentu saja kepentingan masyarakat dan negara itu jauh lebih penting,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/6).
Ardianto menjelaskan bahwa PT Gag Nikel telah lama beroperasi dan momen ini menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap praktik pertambangan yang dilakukan. “Kami sebagai BUMN adalah perpanjangan tangan pemerintah. Tidak pernah ada niat dari kami untuk melakukan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip pertambangan yang baik,” katanya.