GPII Kritik Bahlil: Gaya Koboi Berisiko Mengganggu Kabinet Zaken Prabowo-Gibran

Berita28 Dilihat

Ketika kita berbicara tentang kabinet zaken, kita berbicara tentang profesionalitas, keahlian, dan fokus pada hasil, bukan konflik dan tuduhan. Bahlil jelas tidak memenuhi kriteria itu jika ia terus menyampaikan tuduhan tanpa dasar yang bisa merusak keharmonisan kabinet

NUSANTARA VOICE, JAKARTA— Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Rizal Rudiansyah, melontarkan kritik tajam terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait kecurigaannya terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani soal pendanaan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem). Menurut Rizal, gaya komunikasi Bahlil yang cenderung “koboi” berisiko merusak harmoni di kabinet dan tidak sesuai dengan konsep kabinet zaken yang diinginkan Presiden Prabowo Subianto.

“Pemerintahan ke depan membutuhkan kabinet yang berisi para ahli, bukan politisi yang cenderung berkonflik atau menuduh tanpa dasar. Bahlil, dengan gaya komunikasinya yang terbuka dan sering kali kontroversial, tidak mencerminkan karakter teknokratis yang dibutuhkan dalam kabinet zaken yang ideal untuk pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar Rizal.

Ia menekankan bahwa Prabowo dan Gibran diperkirakan akan memilih para profesional dan ahli dalam bidangnya untuk menduduki posisi strategis di kabinet mendatang. Kabinet zaken, yang menekankan pada ahli teknis dan teknokratis, mengharuskan setiap menteri memiliki keterampilan manajerial dan kemampuan menyelesaikan masalah yang mendalam, terutama di sektor-sektor penting seperti energi.

Rizal menambahkan, gaya komunikasi Bahlil yang mengundang konflik antarlembaga pemerintah justru bisa mengganggu stabilitas kabinet dan menurunkan kepercayaan publik. Padahal, proyek Cisem sendiri telah mendapatkan jaminan pendanaan dari Kementerian Keuangan dengan skema multi-year contract (MYC), yang menjamin keberlangsungan proyek hingga 2026.

“Ketika kita berbicara tentang kabinet zaken, kita berbicara tentang profesionalitas, keahlian, dan fokus pada hasil, bukan konflik dan tuduhan. Bahlil jelas tidak memenuhi kriteria itu jika ia terus menyampaikan tuduhan tanpa dasar yang bisa merusak keharmonisan kabinet,” tambah Rizal.

Ia berharap pemerintahan Prabowo-Gibran kelak dapat menempatkan sosok-sosok yang lebih terukur dan ahli di bidangnya, terutama dalam posisi strategis seperti Menteri ESDM. Kabinet zaken yang diharapkan dapat membawa Indonesia keluar dari berbagai tantangan ekonomi memerlukan sosok yang siap bekerja sama dan mengutamakan sinergi dalam pemerintahan.

“Indonesia butuh solusi nyata, bukan gaya komunikasi kontroversial yang justru memicu perpecahan,” pungkas Rizal.