NUSANTARA VOICE, TEHERAN – Di tengah asap dan reruntuhan yang menyelimuti kota-kota Iran, pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengejutkan dunia: “Ini bukan sekadar menghentikan nuklir Iran. Ini tentang menjatuhkan rezim mereka.”
Pernyataan itu dilontarkan dalam wawancara eksklusif dengan Fox News pada Senin malam (17/6), hanya beberapa jam setelah gelombang serangan udara Israel menghantam markas Garda Revolusi Iran (IRGC), stasiun televisi pemerintah, kantor polisi, dan jaringan komunikasi. Tidak hanya pangkalan militer, tapi juga infrastruktur sipil menjadi sasaran.
Selama bertahun-tahun, Israel menegaskan bahwa serangan ke Iran semata-mata demi mencegah pengembangan senjata nuklir. Namun, gelombang serangan kali ini menghadirkan dimensi baru: sebuah upaya sistematis untuk melumpuhkan kekuasaan negara.
Analis pertahanan menyebut serangan Israel kali ini sebagai operasi yang “berniat menghancurkan struktur kekuasaan, bukan hanya fasilitas nuklir.” Targetnya meluas—lebih dari 40 lokasi dihantam dalam waktu dua hari.
Sementara jet tempur dan rudal mengudara, rakyat sipil Iran menjadi korban nyata dari pertempuran dua negara yang tak pernah benar-benar berdamai. Sedikitnya 224 orang tewas di Iran; sebagian besar adalah warga biasa. Balasan Iran tidak kalah mematikan. Rudal-rudal balistik meluncur ke arah Tel Aviv dan Yerusalem, menewaskan puluhan warga Israel.