Nusantara Voice, Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa militer AS telah meluncurkan serangan udara terhadap tiga situs nuklir utama Iran Fordow, Natanz, dan Isfahan dalam aksi militer langsung yang menggabungkan kekuatan dengan Israel. Trump menyebut operasi tersebut sebagai “keberhasilan spektakuler” dalam upaya menghentikan program pengayaan uranium Iran yang disebutnya sebagai “ancaman nuklir terbesar di dunia”.
“Tujuan kami adalah menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman dari negara sponsor terorisme nomor satu di dunia,” ujar Trump dari Gedung Putih. “Fasilitas utama Iran telah dihancurkan secara total.”
Tak lama setelah pernyataan Trump, Iran membalas dengan meluncurkan sekitar 20 rudal balistik ke wilayah Israel pada Minggu pagi, memicu sirene serangan udara di seluruh negeri dan melukai sedikitnya 16 orang. Asap tebal terlihat membubung dari kota Haifa, sementara kerusakan berat dilaporkan terjadi di kawasan pemukiman di dekat Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik aksi Trump dan menyebutnya sebagai “keputusan berani” yang akan mengubah jalannya sejarah. “Janji saya untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran telah terpenuhi,” kata Netanyahu dalam pernyataan video.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut serangan tersebut sebagai “tindakan biadab” dan memperingatkan bahwa aksi AS akan memiliki “konsekuensi abadi.” Pemerintah Iran kemudian menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB dan menegaskan hak penuh untuk membela diri dengan segala cara.
“Kami akan mempertahankan wilayah, kedaulatan, keamanan, dan rakyat Iran dari agresi kriminal Amerika Serikat,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Iran.
Iran juga mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah, yang tersebar di setidaknya delapan negara. Kelompok sekutu Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman juga telah menyatakan kesiapan untuk bertindak jika serangan AS berlanjut.
Setelah rentetan rudal Iran, militer Israel segera melancarkan serangan lanjutan ke barat Iran, menargetkan peluncur rudal dan posisi militer Iran. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mendesak agar perang ini segera diakhiri karena “tujuan utama telah tercapai”.