Biden juga menyinggung meningkatnya ancaman terhadap hakim federal dan tekanan politik terhadap firma hukum yang membela nilai-nilai keadilan. Beberapa firma, ujarnya, menyerah pada tekanan politik dan finansial, alih-alih berdiri teguh pada prinsip hukum.
Selain itu, meski tidak secara eksplisit membahas kondisi kesehatannya, Biden tetap menghadapi sorotan publik terkait kesehatan fisik dan mentalnya pasca masa kepresidenannya. Ia mengonfirmasi bahwa dirinya tengah menyelesaikan sebuah memoar, di tengah perjuangannya melawan kanker prostat.
Mengenai isu pengampunan presiden, Biden membantah tudingan bahwa stafnya memberikan grasi tanpa sepengetahuannya, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai “kebohongan”. Ia mengklaim telah secara lisan menyetujui semua keputusan pengampunan selama masa jabatannya.
Sementara itu, beberapa mantan penasihat terdekat Biden, termasuk Mike Donilon dan Steve Ricchetti, telah memberikan kesaksian tertutup di hadapan Komite Pengawas DPR AS yang dipimpin oleh Partai Republik, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap kondisi kognitif Biden di tahun-tahun terakhirnya sebagai presiden.
Meskipun demikian, dalam pidatonya, Biden tetap optimis dan memuji peran mantan wakil presiden Kamala Harris, tanpa menyebut secara langsung keputusannya untuk mengakhiri pencalonan ulang di tengah masa kampanye.