Survei BFI Picu Kecurigaan di Tengah Dugaan Korupsi Calon Gubernur Aceh 

Berita155 Dilihat

Survei ini mungkin dimanfaatkan sebagai propaganda politik untuk mendongkrak popularitas Bustami di saat posisinya tengah goyah

NUSANTARA VOICE, ACEH— Publik Aceh kini tengah memperhatikan dengan seksama hasil survei yang dirilis oleh Bravo Fanta Institute (BFI). Dalam survei tersebut, elektabilitas calon gubernur Bustami Hamzah melonjak drastis, mencapai 52,08%, jauh melampaui rival utamanya, Muzakir Manaf, yang hanya meraih 41,25%. Namun, angka tersebut langsung memicu kecurigaan, terutama mengingat latar belakang Bustami yang masih terseret dalam dugaan kasus korupsi serta reputasi BFI yang tidak dikenal luas di dunia survei nasional.

Di tengah dinamika politik Aceh menjelang Pilgub 2024, banyak pihak mempertanyakan kredibilitas hasil survei yang disajikan oleh BFI. Lonjakan elektabilitas Bustami yang begitu drastis dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, survei yang dirilis oleh lembaga survei kredibel seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI) beberapa bulan sebelumnya menunjukkan elektabilitas Bustami hanya berada di angka 13,2%. Dalam waktu singkat, angka itu tiba-tiba melonjak hingga mencapai 52,08%. Lonjakan tajam ini jelas menimbulkan pertanyaan tentang metodologi yang digunakan oleh BFI.

Kecurigaan ini semakin kuat karena Bravo Fanta Institute bukanlah lembaga survei yang memiliki rekam jejak jelas. Publik lebih mengenal lembaga survei terkemuka seperti LSI, Charta Politika, atau Indikator Politik yang sudah lama berkecimpung di dunia survei politik Indonesia. Pencarian mengenai BFI di internet juga tidak memberikan informasi yang memadai terkait kantor, pendiri, atau bahkan metodologi survei yang mereka gunakan. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa survei tersebut hanya merupakan alat politik untuk menggiring opini publik demi kepentingan salah satu calon.

Baca juga:  Kisruh Pagar Laut Tangerang, Visioner Indonesia: Polri Tidak Pernah Diam Proses Hukum Sedang Berjalan

Di luar itu, publik juga masih mengingat jelas dugaan keterlibatan Bustami dalam kasus korupsi terkait proyek pengadaan wastafel di Aceh, yang menyebabkan kerugian negara. Isu korupsi ini menjadi sorotan utama di media lokal, membuat banyak pihak terkejut saat melihat elektabilitas Bustami justru meningkat signifikan. Di tengah sorotan tajam terhadap kasus ini, munculnya survei yang menyebutkan lonjakan popularitas Bustami semakin memicu kecurigaan.

Beberapa pihak menilai survei ini dikeluarkan untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus korupsi yang membayangi Bustami. 

Komentar