Meta Banned Media Pemerintah Rusia, Ini Penyebabnya

Internasional22 Dilihat

Lembaga penyiaran milik pemerintah Rusia RT, Rossiya Segodnya dan lainnya dituduh menggunakan taktik penipuan di aplikasi Meta untuk melakukan operasi pengaruh

NUSANTARA VOICE, RUSIA— Owner Facebook, Meta, mengatakan bahwa mereka melarang RT, Rossiya Segodnya, dan jaringan media pemerintah Rusia lainnya, pasalnya media tersebut diduga menggunakan taktik penipuan untuk melakukan operasi pengaruh sambil menghindari deteksi pada platform perusahaan media sosial tersebut.

“Setelah pertimbangan yang cermat, kami memperluas penegakan hukum yang sedang berlangsung terhadap media pemerintah Rusia. Rossiya Segodnya, RT, dan entitas terkait lainnya sekarang dilarang dari aplikasi kami secara global karena aktivitas campur tangan asing,” kata Meta dalam pernyataan tertulisnya.

Ia mengatakan penegakan larangan tersebut akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang, selain Facebook, juga aplikasi Meta lainnya meliputi Instagram, WhatsApp, dan Threads.

Menyikapi hal tersebut Kedutaan Besar Rusia enggan memberikan komentar mengenai hal tersebut kepada awak media

Larangan tersebut menandai peningkatan tajam dalam tindakan perusahaan media sosial terbesar di dunia terhadap media pemerintah Rusia, setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengambil langkah-langkah yang lebih terbatas seperti memblokir outlet tersebut agar tidak menayangkan iklan dan mengurangi jangkauan unggahan mereka.

Hal itu terjadi setelah AS mengajukan tuntutan pencucian uang awal bulan ini terhadap dua karyawan RT atas apa yang menurut para pejabat merupakan skema untuk menyewa perusahaan AS guna memproduksi konten daring guna memengaruhi pemilihan umum 2024.

Pada hari Jumat, menteri luar negeri AS Antony Blinken mengumumkan sanksi baru terhadap perusahaan media yang didukung pemerintah Rusia, yang sebelumnya dikenal sebagai Russia Today, setelah informasi baru yang diperoleh dari karyawan perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan itu berfungsi seperti bagian de facto dari aparat intelijen Rusia.

“Hari ini, kami mengungkap bagaimana Rusia menyebarkan taktik serupa di seluruh dunia, pemanfaatan disinformasi Rusia untuk menumbangkan dan memolarisasi masyarakat yang bebas dan terbuka meluas ke setiap bagian dunia,” kata Blinken.

Lebih lanjut Blinken mengklaim pemerintah Rusia pada tahun 2023 membentuk unit baru di RT dengan kemampuan operasional siber dan hubungan dengan intelijen Rusia, dengan tujuan menyebarkan pengaruh Rusia di negara-negara di seluruh dunia melalui operasi informasi, pengaruh rahasia, dan pengadaan militer.

Blinken mengatakan Departemen Keuangan AS akan memberikan sanksi kepada tiga entitas dan dua individu yang terkait dengan Rossiya Segodnya, perusahaan media milik pemerintah Rusia. Keputusan tersebut diambil setelah pengumuman awal bulan ini bahwa RT telah menyalurkan hampir $10 juta kepada para influencer konservatif AS melalui sebuah perusahaan lokal untuk memproduksi video yang dimaksudkan untuk memengaruhi hasil pemilihan presiden AS pada bulan November.

“RT melakukan penggalangan dana untuk senjata dan peralatan bagi tentara Rusia di Ukraina, termasuk senapan runduk, alat bidik senjata, pelindung tubuh, peralatan penglihatan malam, pesawat nirawak, peralatan radio, dan generator diesel. Beberapa peralatan, termasuk pesawat nirawak pengintai, dapat bersumber dari Tiongkok, ucap Blinken kepada wartawan dari departemen luar negeri.

Blinken juga merinci bagaimana organisasi tersebut telah menargetkan negara-negara di Eropa, Afrika, serta Amerika Utara dan Selatan. Secara khusus, ia mengatakan bahwa pimpinan RT telah berkoordinasi langsung dengan Kremlin untuk menargetkan pemilihan umum Oktober 2024 di Moldova, bekas negara Soviet di Eropa tempat Rusia dituduh melancarkan perang hibrida untuk memberikan pengaruh yang lebih besar. Secara khusus, menurutnya, pimpinan RT telah  berusaha untuk memicu kerusuhan di Moldova, kemungkinan dengan tujuan khusus untuk menyebabkan protes berubah menjadi kekerasan.

“RT mengetahui dan siap membantu rencana Rusia untuk memicu protes jika pemilihan umum tidak menghasilkan kandidat pilihan Rusia yang memenangkan kursi kepresidenan,” kata Blinken. (RED)