JAKARTA, NUSANTARAVOICE.COM – Dugaan praktik mafia proyek di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, kian menguat setelah dua nama berinisial NAS dan ID disebut sebagai aktor penting dalam pengaturan tender maupun penunjukan langsung proyek daerah.
Temuan tersebut diungkap oleh Mahasiswa Anti Rasua (MAR) yang tengah mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindaklanjuti laporan terkait praktik kotor dalam pembangunan infrastruktur di Buton Selatan.
Koordinator MAR, Ramadhan, menyebut NAS dan ID memiliki peran sentral dalam mengatur jalannya tender hingga penunjukan langsung. “ID bahkan dijuluki sebagai pengatur proyek karena kedekatannya dengan kepala daerah. Sementara NAS disebut-sebut sebagai pihak yang aktif menjadi penghubung,” kata Ramadhan di Jakarta, Sabtu (27/9/2025).
Salah satu proyek yang disoroti adalah rehabilitasi Pelabuhan Rakyat Batu Atas senilai Rp1,45 miliar. Hasil pengerjaannya dinilai tidak maksimal, bahkan menuai kritik dari Ketua DPRD Busel, Dodi Hasri.
MAR juga mengungkap dugaan praktik rekayasa di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Pemenang tender yang sah kerap digugurkan, kemudian digantikan oleh perusahaan yang diduga menjadi titipan. Salah satunya adalah CV Titik Noktah Engineering (TNE), perusahaan yang disebut memiliki dukungan langsung dari ID.
Komentar