Teknologi Hijau dan Tugas Negara: Transisi Energi Harus Didukung Inovasi

Opini55 Dilihat

Pada titik ini, kita juga perlu jujur: transisi energi tanpa inovasi hanya akan jadi impor teknologi besar-besaran. Jika itu terjadi, kita hanya menggeser ketergantungan: dari impor BBM ke impor baterai atau turbin. Inilah kenapa keberanian negara dalam membiayai riset, memberikan insentif, dan melibatkan generasi muda sangat penting. Kita butuh insinyur, peneliti, dan wirausaha muda yang percaya diri mengembangkan teknologi hijau karya anak bangsa.

Momentum ini juga bisa dilihat sebagai bentuk kemerdekaan baru. Setelah 80 tahun merdeka, kita bukan hanya ditantang menjaga kedaulatan politik, tapi juga kedaulatan energi. Jika dulu kemerdekaan diraih dengan bambu runcing, kini kedaulatan itu bisa diperkuat dengan inovasi teknologi hijau. Negara harus hadir agar energi bersih tidak hanya jadi slogan, tapi kenyataan yang memberi listrik murah, udara bersih, dan peluang ekonomi baru bagi seluruh rakyat.

Transisi energi adalah tugas sejarah. Dan sejarah selalu berpihak pada mereka yang berani berinovasi. Indonesia punya modal besar: sumber daya alam melimpah, generasi muda kreatif, dan lembaga riset yang terus tumbuh. Pertanyaannya hanya satu: apakah negara siap menjahit semua potensi ini menjadi ekosistem teknologi hijau yang kokoh? Jika jawabannya ya, maka masa depan energi Indonesia bukan hanya bersih, tapi juga berdaulat.

Penulis adalah Akril Abdillah, Indonesia Visioner