Pendidikan dan Karakter: Kunci KAHMI untuk Membangun SDM Unggul

Berita2421 Dilihat

“Ke depan, setidaknya dalam lima tahun yang akan datang. Ini periode yang kritikal, pertama adalah keberhasilan kitamenurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan layananpendidikan bagi seluruh usia sekolah,”imbuh Amich.

Dalam seminar ini, pembicara lainnya juga menyoroti aspeklain yang terkait dengan pembangunan manusia dan sistempendidikan. Akademisi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Prof Dr. Aan Hasanah, M.Ed menguraikanmengenai pentingnya nilai agama dan budaya untukmembangun karakter bangsa. Menurutnya, ketika kemajuansuatu bangsa tidak dilandasi oleh nilai agama dan budaya, maka akan terbentuk peradaban buih (bubble civilization).

“Peradaban buih itu seperti besar dan hebat. Tapi sebetulnyaseperti buih yang tidak memiliki jangkar. Tidak memiliki akaryang mengikat kehebatan pada satu poros peradaban. Kehebatan itu tidak menjadi identity as an Indonesia,”tuturnya.

Aan Hasanah mengingatkan bahwa Indonesia itu dibentukoleh nilai-nilai agama dan budaya yang melekat dalam prilakumasyarakat.  Oleh karena itu, seluruh produk politik tidakboleh menegasikan nilai agama dan budaya dalam seluruhkerangka kerja pendidikan. Karena hanya dengan pendidikanIndonesia bisa mentransformasikan nilai-nilai positif kepadagenerasi berikutnya.

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof Dr Ir AsepSaefuddin,M.Sc menguraikan bahwa dunia pendidikan tinggimenghadapi banyak tantangan seperti Meta Trend dan Mega Trend yang terkait dengan minset digital. Untuk itu, perguruantinggi harus menjadi centre of excellent dengan menerapkanmanajemen Good University Governance

Selain itu, universitas seharusnya juga harus menjadi bagian dari Solusi global, meningkatkan hubungan Universitas, Industri, Masyarakat dan Pemerintah (4 Helix) melalui program cross industry innovation. Asep juga menawarkan agar universitas dapat menyumbang devisa negara melalui kehadiranmahasiswa asing dan hasil-hasil riset internasional.

“Yang lainnya, karena kita terdiri dari banyak kepulauan, maka kita perlu memperbanyak program student mobility,”pungkasnya.

Senada dengan pandangan tersebut, Rektor Universitas InsanCita Indonesia, Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin menyampaikan kehadiran UICI merupakan upaya menjawabtantangan Pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya dalampemerataan pendidikan dan digitalisasi. Menurutnya, sistempendidikan tinggi di Indonesia menerapkan urban bias education, sehingga pembangunan desa semakin tertinggal. Lalu, faktor geografis juga menyulitkan penyelenggaraanPendidikan tinggi yang efektif di seluruh Indonesia. 

“Sehingga harus memiliki pendekatan strategi pengembanganpendidikan tinggi yang dirancang untuk pertumbuhanekonomi dan industrialisasi di pedesaan,”tambahnya.

Untuk menjalankan pendidikan tinggi digital, katanya, UICI yang didirikan oleh KAHMI akan melakukan transformasidigital dengan empat tahapan yakni digital literacy, digitalbehavior, digital mindset dandigital culture.  

“Generasi ke depan harus menjadikan digital sebagai mindset bukan alat yang diinduksi melalui pendidikan dan yang akandicapai adalah digital culture,”ucap Laode.