Ia menyampaikan bahwa skor IDSD Sulawesi Tenggara telah meningkat dari 3,36 pada tahun 2023 menjadi 3,46 di tahun 2024, namun angka tersebut masih perlu ditingkatkan agar daerah dapat bersaing secara nasional.
“Saya bangga karena tren kita positif. Tapi ini baru awal. Kita harus dorong terus agar setiap sektor tumbuh dan memberi nilai tambah nyata bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Brida Sultra, Dra. Hj. Isma, M.Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa sosialisasi ini penting mengingat adanya perubahan sistem pengukuran IDSD pasca integrasi Balitbang ke dalam BRIN. Kini, penilaian dilakukan secara nasional oleh BRIN berdasarkan Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor 5 Tahun 2023.
“IDSD kini menjadi alat penting dalam penyusunan perencanaan pembangunan berbasis bukti dan monitoring program daerah. Ini bukan hanya soal angka, tapi bagaimana kebijakan kita berdampak pada masyarakat,” jelas Isma.
Brida, lanjutnya, terus berkoordinasi dengan BRIN untuk mendapatkan pembinaan teknis dan bimbingan guna meningkatkan kapasitas pemanfaatan data IDSD di daerah.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan lembaga riset dalam memperkuat daya saing Sulawesi Tenggara melalui kebijakan berbasis bukti dan data yang terintegrasi. Pemerintah Provinsi berkomitmen menjadikan data dan inovasi sebagai fondasi utama pembangunan daerah. (*)
Komentar