NUSANTARA VOICE, JAKARTA— Visioner Indonesia l sebuah organisasi yang bergerak dalam pengembangan solusi berkelanjutan, mengumumkan dukungannya terhadap inisiatif PT PLN (Persero) dalam mengembangkan skema ekosistem biomassa untuk pertanian terpadu. Kerjasama ini diharapkan akan mendorong pengurangan emisi karbon dan mengoptimalkan potensi energi terbarukan di sektor pertanian.
Dalam pernyataan resminya, Sekretaris Jenderal Visioner Indonesia Akril Abdillah menyampaikan bahwa ekosistem biomassa yang diusulkan PLN mampu menjadi solusi dua arah: meningkatkan ketahanan energi nasional melalui sumber daya terbarukan dan mendorong pertanian berkelanjutan.
“Kami melihat ini sebagai peluang strategis bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi bersih sekaligus mendukung produktivitas sektor pertanian,” ungkapnya di Jakarta, Jum’at, 18/10/2024.
Akril mengatakan PLN, yang telah aktif dalam pengembangan biomassa sebagai bagian dari program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), terus mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak. Melalui inisiatif ini, limbah pertanian seperti sekam padi, jagung, hingga tandan kosong sawit dapat diubah menjadi sumber energi biomassa.
“Dengan skema ini, para petani dapat memperoleh manfaat ekonomi tambahan dari limbah pertanian yang sebelumnya tidak termanfaatkan”, ucapnya,
Akril mengatakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan biomassa ini. Menurut Akril PLN tidak hanya menyediakan energi, tapi juga membangun ekonomi hijau yang melibatkan masyarakat secara langsung, terutama di wilayah pedesaan.
Skema ini selaras dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan pengurangan emisi karbon sesuai komitmen dalam Kesepakatan Paris. Visioner Indonesia berharap hal mampu menciptakan model pertanian terpadu yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pencapaian target energi bersih di masa depan.
Akril mengatakan PLN dalam pengembangan ekosistem biomassa untuk pertanian terpadu ini tidak hanya berfokus pada aspek energi, tetapi juga mencakup pendekatan holistik terhadap ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan sisa-sisa limbah pertanian, kedua pihak berencana menciptakan rantai nilai baru yang akan memperkuat kemandirian petani lokal dan meminimalisir ketergantungan pada energi fosil.
Menurut Visioner Indonesia, proyek ini akan menstimulasi inovasi di sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi modern untuk pengolahan biomassa.
“Kita akan mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan di berbagai daerah, memastikan bahwa petani memiliki akses ke alat dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung integrasi biomassa dalam aktivitas pertanian mereka,” jelas Akril
Lebih lanjut, PLN juga berkomitmen untuk membangun infrastruktur penunjang, termasuk fasilitas pengolahan biomassa di berbagai lokasi strategis di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam distribusi energi biomassa sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek.
Dukungan pemerintah terhadap inisiatif ini juga sangat signifikan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan memfasilitasi regulasi yang mempercepat implementasi energi biomassa di sektor pertanian, sekaligus memberikan insentif kepada para pelaku usaha yang terlibat dalam ekosistem ini.
Lebih lanjut Akril mengatakan melihat inisiatif ini sebagai langkah yang tepat dalam memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
“Langkah PLNI ini bisa menjadi model yang baik bagi negara lain dalam hal integrasi energi terbarukan dengan sektor pertanian, terutama di wilayah pedesaan yang masih bergantung pada energi konvensional,” ujarnya
Visioner Indonesia optimis bahwa ekosistem biomassa yang terintegrasi dengan pertanian terpadu dapat menjadi salah satu solusi jangka panjang bagi ketahanan energi, kesejahteraan petani, dan pelestarian lingkungan di Indonesia.
“inisiatif ini akan mulai menunjukkan dampak positif dalam beberapa tahun ke depan, mendukung cita-cita Indonesia menuju kemandirian energi dan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Komentar