Serangan Udara Rusia Hantam Ukraina, 15 Orang Tewas, Infrastruktur Gas Rusak

Internasional147 Dilihat

NUSANTARA VOICE, UKRAINA – Serangan udara Rusia kembali menghantam berbagai wilayah di Ukraina pada Sabtu (1/2), menewaskan sedikitnya 15 orang dan menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal serta infrastruktur energi. Serangan ini semakin meningkatkan ketegangan di tengah perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Di kota Poltava, wilayah tengah Ukraina, sebuah rudal Rusia menghantam kompleks apartemen, menewaskan 11 orang dan melukai 16 lainnya, termasuk empat anak-anak. Tim penyelamat segera dikerahkan dan berhasil mengevakuasi 22 orang dari reruntuhan.

Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan asap tebal membubung dari puing-puing bangunan yang hancur. Para petugas penyelamat terus bekerja hingga larut malam untuk mencari korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

Seorang pensiunan veteran militer terlihat menunggu di luar gedung sepanjang hari. Ia yakin bahwa putra, menantu perempuan, dan cucunya termasuk di antara korban tewas di lantai pertama apartemen tersebut.

Di Kharkiv, timur laut Ukraina, serangan drone Rusia menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya. Sementara itu, di wilayah Sumy, tiga petugas polisi tewas dalam serangan saat mereka tengah berpatroli di sebuah desa.

Baca juga:  Meta Banned Media Pemerintah Rusia, Ini Penyebabnya

Selain itu, sebuah serangan juga terjadi di sebuah asrama sekolah di wilayah Kursk, Rusia, yang saat ini berada di bawah kendali Ukraina. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas insiden tersebut, dengan militer Ukraina melaporkan bahwa empat orang tewas dalam serangan itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam serangan ini dan kembali menyerukan lebih banyak dukungan pertahanan udara dari sekutu internasional.

“Setiap serangan teroris seperti ini membuktikan bahwa kami membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara dan senjata anti-rudal. Setiap sistem yang kami terima akan menyelamatkan nyawa,” ujar Zelenskiy melalui Telegram.

Komentar