Seiring tekanan publik, Tim SAR Gabungan meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Pada hari ketiga pencarian, Senin (23/6/2025) pagi, korban berhasil terpantau melalui drone thermal. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, dalam keterangannya menyebutkan bahwa Juliana terlihat tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dan secara visual tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan.
“Pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak,” ujar Yarman.
Dua personel penyelamat kemudian diturunkan untuk mendekati lokasi korban. Namun, tantangan medan yang ekstrem membuat proses evakuasi sangat berisiko.
“Setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban, membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan. Tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban,” tambah Yarman.
Tim evakuasi pun terpaksa ditarik kembali ke posisi aman demi mempertimbangkan keselamatan personel. Hingga berita ini ditulis, proses evakuasi masih terus diupayakan dengan strategi teknis yang lebih aman dan efektif.
Pihak BTNGR dan SAR NTB meminta publik bersabar dan mendoakan keselamatan seluruh tim serta korban. Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait juga disebut terus berkoordinasi dalam penanganan kasus ini.
