Dari Kitab ke Kode: Gibran Dorong Santri Kuasai Teknologi Masa Depan

Berita16 Dilihat

JAKARTA,NUSANTARAVOICE- Di tengah derasnya arus perubahan global, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuri perhatian publik lewat gagasan segar yang memadukan nilai religius dan visi teknologi. Dalam kunjungannya ke Cirebon pada acara Silaturahim Nasional Alumni Menyongsong 3 Abad Buntet Pesantren, Gibran mengajak para santri agar tidak hanya menjadi penjaga moral, tetapi juga penggerak kemajuan zaman. Gagasan itu bukan sekadar retorika seremonial, melainkan panggilan untuk menempatkan pesantren di garis depan pembangunan manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing.

Gibran menegaskan pentingnya generasi muda pesantren menguasai kecerdasan buatan (AI), blockchain, bioteknologi, robotik, dan keamanan siber. Ia menyebut masa depan bangsa akan ditentukan oleh mereka yang mampu menyeimbangkan akhlak dan algoritma. “Kita ingin lebih banyak santri yang ahli di bidang masa depan,” katanya. Menurutnya, teknologi hanyalah alat; yang utama adalah bagaimana manusia menggunakannya dengan niat baik dan tanggung jawab moral untuk kemaslahatan bersama.

Pernyataan tersebut disambut antusias oleh para tokoh pendidikan dan masyarakat. Banyak yang menilai, langkah Gibran mampu membuka paradigma baru bahwa pesantren bukan hanya tempat menanam nilai spiritual, tapi juga pusat inovasi sosial. Dalam situasi global yang semakin kompetitif, pesantren berpotensi menjadi wadah lahirnya talenta digital yang beretika dan berkarakter. Inilah bentuk modernitas yang tetap berakar, bukan modernitas yang kehilangan arah.

Baca juga:  Beri Sinyal PDI-P Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Puan: Insyallah

Langkah Gibran dinilai meneguhkan arah baru kepemimpinan muda Indonesia. Ia tidak sekadar berbicara tentang transformasi digital, tetapi mendorong integrasi nilai moral ke dalam kemajuan teknologi. Dengan gaya tenang dan rasional, Gibran memperlihatkan bahwa pemimpin sejati tidak perlu berteriak untuk didengar. “Gibran sedang menulis bab baru bagi santri Indonesia, bab tentang iman dan inovasi,” ujar Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, Minggu (26/10/2025).

Momentum tersebut memperkuat upaya membangun manusia unggul di tengah bonus demografi. Jika pesantren mampu membuka diri terhadap riset dan teknologi, maka lahir generasi santri yang mampu membaca kitab sekaligus membaca data. Mereka tidak hanya siap bekerja di industri, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru yang berbasis inovasi. Transformasi ini akan memperluas peran pesantren dari ruang spiritual menjadi laboratorium kemajuan bangsa.

Komentar