Lebih lanjut, Sarmuji mengingatkan bahwa Partai Golkar sejak lama menilai Soeharto layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Ia menyinggung hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali tahun 2016 yang secara resmi merekomendasikan hal tersebut.
“Golkar sudah sejak lama menilai Soeharto layak mendapat gelar Pahlawan Nasional. Semangat itu kami harap bisa dilanjutkan oleh pemerintah kali ini,” ucapnya.
Sarmuji berharap, usulan dari Kementerian Sosial (Kemensos) dapat menjadi momentum untuk menempatkan Soeharto sebagai bagian penting dari sejarah bangsa yang patut dihargai secara objektif dan berimbang.
“Setiap bangsa besar menghargai para pendiri dan pemimpinnya. Pengakuan negara terhadap jasa Pak Harto bukan semata penghormatan, tetapi juga pelajaran bagi generasi penerus tentang arti kepemimpinan yang bekerja nyata,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul telah menyerahkan berkas usulan 40 nama tokoh untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Dalam daftar tersebut, tercantum nama-nama tokoh besar seperti Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), hingga aktivis buruh Marsinah.
“Usulan ini mencakup nama-nama yang telah dibahas selama beberapa tahun terakhir. Ada yang memenuhi syarat sejak lima atau enam tahun lalu, dan ada pula yang baru diputuskan tahun ini,” kata Gus Ipul.
Komentar