Mafia Proyek Gerogoti Buton Selatan, MAR Nilai KPK Sudah Cukup Bukti Untuk Periksa Bupati Adios

Hukum82 Dilihat

JAKARTA, NUSANTARAVOICE.COM — Dugaan praktik mafia proyek di Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara, kian menyeruak. Skema yang melibatkan pejabat daerah hingga kontraktor titipan ini disebut berjalan rapi dan sistematis, dengan pola yang mengakar dari hulu ke hilir.

Mahasiswa Anti Rasua (MAR) menjadi pihak yang paling vokal menyoroti persoalan ini. Koordinator MAR, Ramadhan, menyebut praktik pengaturan proyek di Busel tak lagi sebatas rumor. Mereka menilai lembaga antikorupsi itu sudah memegang cukup bukti untuk menelusuri dugaan keterlibatan Adios dalam pengaturan proyek di daerahnya.

“Kami melihat mafia proyek di Buton Selatan sudah sangat sistematis dan merusak. Mereka mengatur dari tender, penunjukan langsung, sampai penentuan pemenang proyek. Akibatnya, masyarakat jadi korban karena pembangunan tidak berkualitas,” kata Ramadhan di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Nama dua orang kerap mencuat: NAS dan ID. Keduanya disebut sebagai aktor kunci yang mengendalikan proyek dengan memanfaatkan posisi Kepala Dinas sebagai pintu masuk anggaran. ID bahkan dijuluki sebagai “pengatur proyek” karena kedekatannya dengan Bupati Buton Selatan, Adios.

Salah satu contoh yang menuai sorotan publik adalah proyek rehabilitasi Pelabuhan Rakyat Batu Atas senilai Rp1,45 miliar. Hasil pekerjaan yang hanya “tambal sulam” membuat Ketua DPRD Busel, Dodi Hasri, secara terbuka menyatakan kekecewaannya.

Baca juga:  Mahasiswa Desak KPK Periksa Bupati Busel Adios dalam Skandal Tender Bermasalah

Tak berhenti di sana, MAR menemukan pola rekayasa di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Pemenang sah tender sering kali digugurkan tanpa alasan objektif, lalu digantikan perusahaan yang diduga titipan. Salah satunya adalah CV Titik Noktah Engineering (TNE), perusahaan yang diyakini mendapat dukungan langsung dari ID.

Komentar