Presiden Prabowo di PBB: Akui Palestina, Baru Akui Israel

Nasional121 Dilihat

Namun, pengamat juga mengingatkan bahwa implementasi gagasan DMZ maupun pengakuan bersyarat bukan perkara mudah. PBB terikat pada veto Dewan Keamanan, sementara Israel memiliki kalkulasi politik domestik yang rumit. “Pidato ini menunjukkan visi besar, tetapi tantangan teknisnya luar biasa. Justru di sinilah ujian kepemimpinan Prabowo: apakah ia mampu mengubah pidato menjadi agenda nyata yang didukung koalisi internasional,” ujar analis keamanan regional.

Meski demikian, publik internasional menilai pidato ini berhasil memberikan suara alternatif yang penting. Indonesia tidak memihak salah satu blok besar dunia, melainkan mengusulkan keadilan universal baik untuk Ukraina yang diinvasi, maupun Palestina yang puluhan tahun hidup dalam penjajahan. “Dalam politik dunia yang bias kepentingan, suara Indonesia ini menjadi oase moral yang langka,” ucap Romadhon.

Prabowo juga menegaskan, pengalaman negara-negara Asia Tenggara yang pernah dijajah harus menjadi pelajaran bagi dunia. Dari Vietnam, Kamboja, hingga Indonesia sendiri, jejak agresi meninggalkan luka panjang. “Indonesia tahu betul artinya perang. Karena itu, kami ingin membantu mencegah penderitaan serupa di belahan dunia manapun,” tegas Prabowo dalam forum PBB tersebut.

Pernyataan itu sekaligus mengingatkan kembali fungsi dasar PBB yang sering dipertanyakan efektivitasnya. Selama ini, lembaga dunia tersebut kerap lumpuh akibat perpecahan politik di Dewan Keamanan. Dengan menantang PBB untuk lebih aktif, Prabowo seolah memantik kesadaran global bahwa organisasi ini hanya akan relevan bila mampu menyelesaikan konflik nyata.

Baca juga:  DPR Setujui Abolisi untuk Tom Lembong, Usulan Presiden Prabowo Diterima Parlemen

Bagi publik Indonesia, pidato ini memperkuat keyakinan bahwa diplomasi era Prabowo ingin melangkah lebih jauh: dari sekadar solidaritas menjadi advokasi konkret. Sikap tegas, konsisten, dan berbasis solusi membuat dunia melihat Indonesia bukan hanya sebagai penonton, melainkan sebagai penggerak perdamaian. “Indonesia tidak lagi puas dengan peran pinggiran. Kini, Prabowo menunjukkan bahwa kita siap memimpin narasi keadilan global,” pungkas Romadhon.

Komentar