Hugua menjelaskan bahwa arah pembangunan Sultra selaras dengan visi nasional Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, yang diturunkan ke dalam RPJMD Sultra dengan empat pilar utama: pendidikan, kesehatan, pertanian, dan pariwisata.
“Pariwisata punya multiplier effect yang luas. Jika kita genjot serius, minimal 17 sektor lain ikut bergerak, mulai dari transportasi, kuliner, hingga jasa kreatif. Pariwisata bukan hanya atraksi, tapi industri yang membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dari aspek teknis, PHRI bersama komunitas pariwisata Sultra menyiapkan sekitar 3.400 kamar hotel mulai dari kelas melati hingga berbintang. Para pelaku usaha juga bersepakat untuk tidak menaikkan tarif secara berlebihan, mengangkat kuliner tradisional sebagai identitas daerah, serta menyiapkan paket tur wisata ke berbagai kabupaten/kota dengan dukungan transportasi, keamanan, dan pelayanan terbaik.
Selain itu, komunitas pariwisata juga menyatakan dukungan terhadap agenda berkelanjutan pemerintah daerah, termasuk penyelenggaraan International Conference on Sustainable Tourism dan Executive Bureau Meeting pada 2026, yang akan dihadiri perwakilan negara-negara Eropa, Afrika, Asia Pasifik, hingga Amerika Latin.
“Dengan sinergi seluruh pihak dan arahan dari Gubernur ASR, kami optimis pariwisata Sultra akan terus berkembang menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” pungkas Hugua.
Komentar