Upaya PGN mencakup negosiasi dengan pemasok baru dan optimalisasi jaringan pipa untuk mendistribusikan gas dari wilayah lain. Defisit gas nasional diperkirakan mencapai level tinggi, dengan permintaan domestik yang terus naik. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan harapan agar gangguan ini tidak berkepanjangan, terutama bagi sektor manufaktur di Jawa Barat. ESDM menargetkan pemulihan melalui impor LNG sementara dan revisi alokasi gas.
Romadhon Jasn menekankan pentingnya diversifikasi sumber energi untuk mengurangi ketergantungan pada gas alam domestik. Ia mengusulkan pemerintah mendorong transisi ke energi terbarukan seperti surya dan angin, sambil memperkuat cadangan strategis. “Darurat ini menjadi pelajaran untuk reformasi kebijakan energi yang lebih inklusif,” terangnya, mendorong keterlibatan stakeholder dalam memantau implementasi solusi.
Solusi jangka pendek dari PGN meliputi penghematan di sektor non-esensial dan peningkatan impor LNG dari mitra terpercaya. ESDM berencana merevisi alokasi gas untuk prioritas domestik, mengurangi ekspor demi menutup defisit. Pakar energi menyarankan investasi infrastruktur jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa. Industri di Sumatera mulai beradaptasi, meskipun dengan penyesuaian biaya yang lebih tinggi.
Romadhon Jasn mendesak Kementerian ESDM untuk membuka data kontrak KKKS secara transparan, guna membangun kepercayaan publik. Ia menilai solusi impor LNG sebagai langkah sementara yang efektif, dan menyerukan investasi di eksplorasi gas baru. “Pemerintah harus prioritaskan kepentingan rakyat dalam pengelolaan energi,” ujarnya.
Bahwa solusi jangka panjang adalah pembangunan infrastruktur gas yang merata, termasuk peningkatan kapasitas regasifikasi LNG dan integrasi dengan energi terbarukan. Ia mengajak masyarakat ikut memantau melalui forum diskusi dan mendukung DPR dalam evaluasi kebijakan. “Kondisi darurat PGN ini bisa menjadi katalisator perubahan positif jika ditangani dengan baik, optimis terhadap kolaborasi antarpihak untuk stabilitas pasokan energi nasional,” pungkas Romadhon.