200 Hari Kepemimpinan Trump: Tuduhan Otoritarianisme Menguat, Kritik Demokrasi Amerika Memuncak

Internasional20 Dilihat

USA, NUSANTARAVOICE.COM – Memasuki hari ke-200 masa jabatan keduanya, Presiden Donald Trump menghadapi kritik tajam dari berbagai kalangan yang menuduhnya semakin memusatkan kekuasaan dan mengikis pilar demokrasi Amerika Serikat.

Dalam pertemuan warga di Lincoln, Nebraska, seorang peserta mempertanyakan biaya fasilitas penahanan imigran “Alligator Alcatraz” di Florida yang menelan dana sekitar $450 juta. “Berapa biaya untuk sebuah negara fasis?” tanyanya, disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Selama sebulan terakhir, Trump memerintahkan penyelidikan terhadap mantan Presiden Barack Obama atas tuduhan “pengkhianatan”, memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja setelah laporan pekerjaan yang lemah, hingga memaksa Universitas Columbia membayar ganti rugi lebih dari $200 juta. Ia juga mendorong pemetaan ulang daerah pemilihan untuk menguntungkan Partai Republik, mengubah sensus agar tidak memasukkan imigran ilegal, dan mengancam mengambil alih kendali langsung atas Washington DC.

Pengamat menilai pola ini sebagai langkah konsolidasi kekuasaan yang sistematis. Rachel Maddow, pembawa acara MSNBC, menyebut AS kini dipimpin “seorang pemimpin otoriter”. Matt Bennett dari lembaga think tank Third Way menegaskan bahwa “otoritarianisme sudah di depan mata” dan hanya selangkah lagi dari pelanggaran konstitusi secara terang-terangan.

Baca juga:  Pertama Dalam Sejarah Presiden Korea Selatan Ditangkap

Komentar