“Virus hepatitis kronis menyebabkan 1,3 juta kematian setiap tahun, setara 3.500 jiwa per hari. Ini penyakit yang senyap tapi mematikan. Kita harus waspada,” ujar Hugua dalam pidatonya.
Ia menekankan pentingnya pemeriksaan rutin karena hepatitis B kerap tidak menunjukkan gejala awal. “Penyakit ini sering kali baru terdeteksi saat sudah komplikasi. Maka lebih baik mencegah daripada mengobati,” tambahnya.
Wagub juga menjelaskan bahwa hepatitis menular melalui kontak darah, hubungan seksual, hingga dari ibu ke anak saat persalinan. Oleh sebab itu, menurutnya, edukasi lintas usia, khususnya generasi muda, menjadi penting.
“Mari manfaatkan puskesmas dan rumah sakit yang ada. Semakin dini diketahui, semakin besar peluang untuk disembuhkan. Pemerintah siap mendukung penuh,” tegasnya.
Sebagai simbol kolaborasi lintas sektor, kegiatan ini ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Wakil Gubernur bersama Ketua DPRD Sultra, Kadis Kesehatan, dan unsur Forkopimda. Juga dilakukan pengundian doorprize yang disambut meriah oleh peserta.
Pemerintah Provinsi Sultra melalui momentum ini menegaskan komitmennya dalam memerangi hepatitis dan mendorong masyarakat untuk hidup lebih sehat melalui deteksi dini dan perilaku hidup bersih.
“Mari kita semua jadi agen pencerah. Sampaikan kabar baik kepada keluarga dan sahabat. Bersama, kita bisa mewujudkan Sulawesi Tenggara bebas hepatitis,” pungkas Hugua.
Komentar