“Teknologi AI telah menjangkau hampir semua lini kehidupan, dan diskusi dalam forum ini sangat strategis. Kami berharap lahir standar dan kebijakan adaptif yang tetap menjunjung nilai kemanusiaan dan profesionalisme,” katanya.
Lebih jauh, Sekda juga mendorong PDFMI untuk mengambil peran sebagai pelopor dalam transformasi digital bidang forensik di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara akademisi, praktisi, pemerintah, dan organisasi profesi sangat penting dalam membangun sistem layanan forensik yang berpihak pada kepentingan publik.
“Kemajuan teknologi tidak hanya harus dimaknai sebagai efisiensi, tetapi juga penguatan nilai keadilan, transparansi, dan kemanusiaan,” tegasnya.
Acara muktamar ini dihadiri oleh Ketua Umum dan jajaran Pengurus PDFMI, Ketua Panitia Muktamar, para pakar forensik, narasumber bidang teknologi kesehatan, serta ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolaborasi dan penguatan kapasitas profesi di tengah arus perubahan global yang sangat dinamis.