JAKARTA, NUSANTARAVOICE.COM— Tindakan kekerasan bermotif agama yang terjadi baru-baru ini di Padang, Sumatera Barat, memicu kemarahan nasional dan seruan untuk penegakan keadilan. Insiden itu melibatkan penyerangan terhadap sebuah rumah doa milik Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) oleh sekelompok warga, yang menyebabkan dua anak terluka dan puluhan lainnya mengalami trauma.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 27 Juli, ketika bangunan yang difungsikan sebagai tempat ibadah dan pendidikan agama Kristen di lingkungan mayoritas Muslim di Padang Sarai dirusak secara brutal. Jendela-jendela dipecahkan, aliran listrik diputus, dan berbagai perlengkapan dirusak.
Pendeta F. Dachi dari GKSI Padang menjelaskan bahwa saat kejadian, jemaat sedang berdoa dan anak-anak tengah mengikuti pelajaran agama. “Saat itu RW dan RT datang mengajak bicara di belakang rumah. Namun tiba-tiba, warga berkumpul di depan dan melakukan penyerangan,” katanya. Ia mengonfirmasi bahwa dua anak mengalami luka ringan dan banyak lainnya mengalami ketakutan luar biasa.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian ini. “Kami sangat menyayangkan insiden di Padang. Setiap anak berhak atas pendidikan, termasuk pendidikan agama, tanpa rasa takut atau ancaman. Peristiwa ini telah meninggalkan trauma bagi anak-anak yang menyaksikan kekerasan di tempat yang seharusnya aman,” kata Arifah dalam konferensi pers di Jakarta.
Ia menyebut insiden ini sebagai pelanggaran serius terhadap hak anak dan menekankan dampak psikologis jangka panjang yang mungkin terjadi. “Anak-anak harus tumbuh dan belajar dalam suasana damai, bukan dalam ketakutan,” tambahnya.
Arifah juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Padang yang menjanjikan dukungan psikologis dan proses pemulihan bagi anak-anak yang terdampak. “Ini contoh baik bagaimana pemerintah daerah harus hadir dan bertindak cepat melindungi warganya, khususnya anak-anak,” ujarnya.
Sebagai bentuk solidaritas negara, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi 23 anak korban perusakan rumah doa di Kantor Dinas Sosial Kota Padang, Rabu, 30 Juli. Pertemuan yang semula direncanakan di rumah doa dipindahkan ke Dinsos karena alasan keamanan.
Gibran, mengenakan kemeja cokelat dan didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi serta Wakil Gubernur Vasko Rusemy, menyapa langsung anak-anak korban dan membawa bantuan berupa perlengkapan sekolah dan mainan anak. Tim psikolog juga hadir memberikan layanan trauma healing.
Pertemuan berlangsung sekitar 20 menit. Usai acara, Gibran melambaikan tangan kepada awak media dan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Balai Kota Padang.
Komentar