Romadhon juga mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk tidak hanya menjadi konsumen narasi lingkungan, tetapi pelaku nyata. “Masa depan Indonesia bukan hanya tentang kecanggihan digital, tapi juga soal bagaimana kita mengelola limbah secara bijak,” tegasnya.
Gagas Nusantara menilai, jika generasi muda dapat mengambil peran dalam gerakan memilah sampah dari rumah, maka target pengurangan 30% timbulan sampah nasional pada 2030 akan semakin realistis. Lebih dari itu, gaya hidup berkelanjutan akan menjadi arus utama, bukan sekadar tren sesaat.
Program seperti Sekolah Nol Sampah, bank sampah digital, hingga aplikasi pelaporan daur ulang bisa dikembangkan lebih luas dengan dukungan komunitas dan startup lingkungan. Pemerintah daerah pun diminta untuk mengintegrasikan sistem pemilahan sampah rumah tangga ke dalam peraturan RT/RW, sekolah, dan kantor-kantor publik.
“Kita sedang bicara masa depan kota, masa depan energi, masa depan planet ini. Dan semua itu dimulai dari keputusan kecil: memilah sampah di rumah,” tutup Romadhon Jasn.
Komentar