Sultra memiliki bekal pengalaman menjadi tuan rumah MTQ nasional sebelumnya. Pengalaman ini menjadi pijakan kuat dalam penyelenggaraan STQH.
Andi menambahkan bahwa saat ini Pemprov Sultra tengah memfinalisasi pemilihan event organizer (EO) terbaik untuk memastikan kegiatan berjalan sukses dan efisien.
“Tahap ini krusial karena nantinya semua operasional STQH akan dijalankan EO. Kami fokus memilih yang profesional,” jelasnya.
Setelah STQH usai, Ia berharap Sultra mampu memantapkan posisinya sebagai pusat pendidikan Al-Qur’an dan Hadits di kawasan timur Indonesia. Impian tersebut ditandai dengan kehadiran pondok pesantren unggulan yang mampu mencetak generasi Qur’ani tanpa harus mengirim siswa ke luar daerah.
“Kita ingin ada pondok pesantren unggulan, menghasilkan ulama dan penghafal Al-Qur’an. Anak-anak kita cukup belajar di Sultra,” harapnya.
Mengusung slogan “Sulawesi Tenggara yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius”, Pemprov Sultra berharap STQH 2025 menjadi titik awal memperkuat budaya religius dan membangun sumber daya manusia berlandaskan nilai agama yang kuat.
Komentar