Tarif 30% Trump Guncang Eropa, Macron Desak Kesiapan Perang Dagang, UE Bertahan Cari Solusi Diplomatik

Internasional1793 Dilihat

Nusantara Voice, Brussels, – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Uni Eropa agar bersiap menghadapi potensi perang dagang besar dengan Amerika Serikat, menyusul ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif sebesar 30% terhadap hampir semua impor dari Eropa.

Pernyataan tegas Macron itu muncul saat UE berupaya menahan eskalasi. Brussel memutuskan untuk menunda penerapan tarif balasan senilai €21 miliar hingga 1 Agustus 2025 bertepatan dengan tenggat waktu kesepakatan baru yang ditetapkan Trump.

“Lebih dari sebelumnya, inilah saatnya Komisi Eropa menunjukkan tekad untuk membela kepentingan Eropa secara tegas,” kata Macron di media sosial. “Artinya mempercepat persiapan langkah-langkah balasan yang kredibel, termasuk instrumen anti-koersi, jika tidak ada kesepakatan sebelum 1 Agustus.”

Di sisi lain, Komisi Eropa justru mencetak keberhasilan diplomatik melalui kesepakatan perdagangan bebas dengan Indonesia. Presiden Komisi Ursula von der Leyen dan Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan “kesepakatan politik” setelah sembilan tahun perundingan, yang dinilai sebagai langkah strategis memperluas pasar UE di Asia Tenggara di tengah ketidakpastian mitra dagang tradisional seperti AS.

“Kesepakatan ini adalah tonggak besar dan bentuk diversifikasi pasar yang sangat kami butuhkan,” ujar von der Leyen. Ia menambahkan, UE juga sedang mempercepat negosiasi dagang dengan India, Thailand, dan negara lain.

Baca juga:  Pertama Dalam Sejarah Presiden Korea Selatan Ditangkap

Sementara Macron mengusulkan kesiapan penuh menghadapi konfrontasi dagang, beberapa pemimpin Eropa lainnya menyerukan sikap tenang dan negosiasi. Kanselir Jerman Friedrich Merz mengungkapkan telah berbicara langsung dengan Trump dan berharap solusi bisa ditemukan sebelum tenggat waktu. “Kita harus gunakan waktu dua minggu ke depan untuk menyelesaikan ini secara damai,” ujarnya di ARD.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang dikenal dekat dengan Trump, menilai konflik dagang lintas Atlantik hanya akan merugikan semua pihak. Hal serupa disampaikan PM Belanda Dick Schoof dan Wakil PM Irlandia Simon Harris, yang melihat langkah Trump sebagai bagian dari strategi negosiasi ala Washington.

Komentar