Tarif 30% Trump Guncang Eropa, Macron Desak Kesiapan Perang Dagang, UE Bertahan Cari Solusi Diplomatik

Internasional1793 Dilihat

Namun dari kalangan industri, muncul kekhawatiran serius. Federasi Industri Jerman (BDI) menyebut ancaman Trump sebagai “peringatan keras” bagi industri kedua benua. Sektor otomotif dan baja Jerman menjadi yang paling terancam, dengan kenaikan tarif sebelumnya mencapai 25% dan 50%. Produsen seperti Mercedes-Benz, BMW, dan Volkswagen diperkirakan akan terkena dampak besar, meskipun ada wacana pengecualian untuk pabrik yang beroperasi di AS.

Ancaman Trump juga disebut sebagai lanjutan dari retorika “Hari Pembebasan” yang dilontarkannya April lalu, ketika ia menuduh UE mengenakan tarif 39% terhadap produk AS angka yang dibantah oleh pejabat UE dan diklaim tidak akurat, dengan tarif rata-rata hanya 2,5%.

Anggota Parlemen Eropa memperingatkan agar UE tidak menyerah pada tekanan sepihak yang bisa menjadi preseden buruk. “Jika kita menerima tarif ilegal ini sebagai norma baru, Trump akan datang lagi dengan permintaan lebih besar,” ujar Brando Benifei, anggota Komite Perdagangan Internasional di Parlemen Eropa.

Meski masih ada waktu untuk bernegosiasi, suasana di Brussel semakin tegang. Para duta besar UE telah mengadakan pertemuan darurat dan para menteri perdagangan dijadwalkan bertemu Senin ini guna menyusun strategi menyeluruh.

Baca juga:  Partai Republik di DPR Terpecah Mengenai Cara Membiayai Pemotongan Pajak Trump

Perdagangan UE–AS saat ini bernilai sekitar €1,4 triliun per tahun. Namun hanya Jerman, Italia, dan Irlandia yang memiliki industri farmasi multinasional yang mengekspor lebih banyak ke AS daripada yang mereka impor.

Di tengah ancaman ini, Eropa dihadapkan pada pilihan sulit antara mempertahankan prinsip dan menjaga stabilitas ekonomi global yang kini semakin rapuh.

Komentar