Meski bersedia berbagi pengakuan soal praktik yang dijalaninya, RH enggan menyebut nama maupun daerah asal para pelanggannya.
“Ada beberapa dari kabupaten dan desa. Tapi saya nggak usah sebutkan alamatnya,” ucapnya.
Pandemi Bikin Sepi Orderan
Di tengah masa pandemi dan pembatasan perjalanan lintas daerah, RH mengaku mulai sepi pelanggan. Ia mengatakan bahwa larangan perjalanan membuatnya kesulitan menemui pelanggan tetap yang berada di luar kota.
“Ada juga yang nekat datang, tapi paling satu dua orang saja,” jelasnya.
Kasus ini menyoroti kembali lemahnya pengawasan terhadap penyalahgunaan aplikasi digital, serta keterlibatan oknum pejabat publik dalam praktik prostitusi terselubung. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari aparat kepolisian terkait dugaan keterlibatan kepala desa dalam kasus tersebut.
Komentar