Trump Dorong Tarif Baru untuk Uni Eropa dan China, Ekonomi Global dalam Ketidakpastian

Internasional178 Dilihat

Ancaman tarif ini memberikan tekanan baru pada pasar keuangan global. Indeks S&P 500, yang sebelumnya mencatat kenaikan, kembali mengalami pelemahan karena ketidakpastian perdagangan. Investor global kini memantau dengan cermat dampak lanjutan dari kebijakan ini terhadap stabilitas ekonomi dunia.

China menyerukan dialog dengan AS untuk menyelesaikan perbedaan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. “China tidak mencari kemenangan dalam perang tarif, tetapi kami akan melindungi kepentingan nasional kami dengan tegas,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Meksiko, melalui Presiden Claudia Sheinbaum, menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan AS sambil tetap mempertahankan kedaulatan nasionalnya. Sheinbaum menolak kemungkinan renegosiasi perjanjian perdagangan bebas USMCA sebelum 2026, tetapi menyatakan siap berdialog terkait masalah fentanyl.

Sementara itu, petani AS menghadapi ancaman dampak buruk dari kebijakan Trump. Meksiko adalah pasar ekspor terbesar untuk jagung AS, sementara Kanada merupakan mitra utama dalam perdagangan etanol. “Kami khawatir tarif ini justru akan merugikan kami lebih besar,” kata Kenny Hartman Jr., seorang petani jagung di Illinois.

Para analis memandang langkah Trump sebagai strategi negosiasi untuk menekan negara-negara mitra. “Dia menggunakan ancaman ini sebagai alat negosiasi, tetapi risiko retaliasi tetap tinggi,” kata William Reinsch, pakar perdagangan di Center for Strategic and International Studies.

Baca juga:  Trump Klaim Capai Kesepakatan Dagang dengan Indonesia: RI ke AS 19% dan AS ke RI 0

Dengan tenggat waktu 1 Februari mendekat, dunia kini menanti apakah ancaman Trump ini akan menjadi kenyataan atau hanya sekadar strategi untuk memperkuat posisi AS di panggung perdagangan global.

Komentar