Hassan juga mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden yang akan segera meninggalkan jabatannya karena menyediakan senjata untuk Israel dalam perang Gaza meskipun, menurutnya, ada bukti jelas senjata tersebut digunakan untuk melakukan kekejaman. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan pada hari Rabu.
“2024 bukanlah momen yang membanggakan bagi pemerintahan yang akan segera berakhir,” katanya kepada Reuters, dengan menyebut kegagalannya melindungi warga sipil di Gaza dan penyediaan senjata sebagai “noda” pada warisan Biden.
Israel membantah melakukan kekejaman di Gaza. Bulan lalu HRW menyatakan Israel telah melakukan tindakan genosida dengan menghalangi akses air di Gaza, tuduhan yang dibantah oleh Israel.
Laporan HRW setebal 546 halaman pada hari Kamis menyebutkan bahwa konflik dan krisis kemanusiaan selama setahun terakhir telah memperlihatkan keruntuhan perlindungan internasional, seperti di Sudan, Ukraina, dan Haiti.
Pada tahun 2024, beberapa rezim otoriter seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin di Sahel, Afrika, memperkuat cengkeraman kekuasaan mereka, katanya. Namun, di tempat lain ada perlawanan terhadap tren semacam itu, seperti di Korea Selatan.
“Ini menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk melawan ketika ada serangan besar-besaran terhadap hak asasi manusia,” kata Hassan.
