Dukung Petani Sawit Lokal, Ketua Umum SPKS Fokus Tingkatkan Produktivitas Petani Sawit di Sultra

Ekonomi & Bisnis201 Dilihat

SPKS saat ini fokus pada Upaya peningkatan produktivitas di petani anggotanya, rata-rata petani sawit saat ini memiliki produktivitas di bawah 12 ton/TBS/ha/tahun padahal idealnya harus di sekitar 20 ton/TBS/ha/tahunya, dengan produksi CPO diatas 3 ton/hektar/tahunya.

NUSANTARA VOICE, KENDARI Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan penghasil perkebunan sawit terbesar ke-3 di wilayah sulawesi dengan luas sekitar 59 ribu hektar berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Sultra 2023, perkebunan sawit tersebut tersebar di beberapa Kabupaten antara lain yaitu Kabupaten 1) Konawe, 2) Kolaka, 3) Muna, 3) Konawe Utara, 4) Muna Barat, 5) Bombana, 6) Kolaka Timur. Luasan kebun sawit di Sultra terus bertumbuh karena didukung dengan ketersediaan lahan dan juga keingin masyarakat petani untuk terus mengembangkan perkebunan sawit dan juga di didorong oleh terbukanya pasar dengan berdirinya pabrik kelapa sawit di provinsi Sultra, saat ini ada 8 Pabrik Kelapa sawit di Sultra.

Perkebunan kelapa sawit di Sultra juga banyak menghadapi tantangan terutama di petani sawit skala kecil diantara soal legalitas, bibit yang banyak tidak berkualitas , akses pasar, produktivitas yang rendah, akses sarana dan prasarana seperti pupuk, herbisida dll.

Baca juga:  Minta Keadilan Supriyani, DPRD Sultra Usulkan Penangguhan Penahanan

Plt. Ketua SPKS Sulawesi Tenggara Arwan mengatakan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) di beberapa Kabupaten di Sultra fokus pada peningkatan kapasitas petani dalam hal budidaya sawit, SPKS memberikan pelatihan Good Agricultural Practice (GAP) dimana latihannya dilakukan langsung di lapangan menghadirkan pelatihan sawit yang berpengalaman dan juga bekerjasama dengan perusahan sawit seperti PT. Sultra Prima Lestari (SPL) dan PT. Tani Prima Makmur.

SPKS pada tanggal 21 – 31 Oktober 2024 memberikan pelatihan kepada petani sawit di 5 Desa di Kabupaten Konawe Utara dengan total peserta sekitar 100 petani. Materi pelatihan diberikan mulai dari teori budidaya sawit secara Good Agricultural Practice (GAP) yang diberikan langsung pelatih dari Institut Pertanian STIPER dikenal dengan INSTIPER Yogyakarta, selain itu juga dilakukan praktek langsung di kebun dengan materi seperti identifikasi hama dan penyakit serta untuk menjelaskan cara penanggulangannya, pemupukan yang baik sampai pada Teknik panen yang sesuai standar.

Komentar